
Setelah melalui proses pengujian selama beberapa bulan, KRL buatan China resmi beroperasi melayani jalur padat Lintas Bogor. Kehadiran rangkaian KRL baru ini disambut antusias oleh masyarakat dan diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan transportasi publik di wilayah Jabodetabek.
KRL buatan China ini merupakan hasil kerja sama antara PT KAI Commuter dan CRRC Sifang Co., Ltd, salah satu produsen kereta terbesar di Tiongkok. Rangkaian tersebut mulai beroperasi secara komersial pada akhir Mei 2025 dan langsung digunakan untuk melayani jalur Jakarta–Bogor.
Spesifikasi dan Teknologi Modern KRL Buatan China
Kehadiran KRL buatan China resmi beroperasi membawa banyak keunggulan dari sisi teknologi dan kenyamanan. Rangkaian ini dirancang dengan sistem pendingin udara yang lebih efisien, kapasitas angkut penumpang yang lebih besar, serta fasilitas aksesibilitas bagi difabel.
Selain itu, fitur seperti kamera pengawas (CCTV), sistem pengereman regeneratif, dan digital signage yang informatif turut menambah kualitas layanan. Pihak KAI Commuter menyebut bahwa penggunaan teknologi ini bertujuan meningkatkan efisiensi operasional sekaligus kenyamanan penumpang.
Antusiasme Penumpang Lintas Bogor
Banyak penumpang yang mencoba KRL buatan China pada hari pertama operasionalnya memberikan respons positif. Mereka merasa kereta baru ini lebih nyaman, bersih, dan minim getaran. Lintasan Jakarta–Bogor yang terkenal padat pada jam-jam sibuk kini terasa lebih tertib karena kapasitas rangkaian yang lebih besar.
Rika, salah satu penumpang dari Bojonggede, mengatakan, “Saya merasa KRL ini jauh lebih modern dan nyaman dibanding yang lama. AC-nya dingin dan tempat duduknya lebih ergonomis.”
Modernisasi Transportasi: Langkah Strategis Pemerintah
Operasional KRL buatan China resmi beroperasi di lintas Bogor merupakan bagian dari rencana jangka panjang pemerintah dalam memperbarui armada transportasi massal. PT KAI dan Kementerian Perhubungan menargetkan penggantian bertahap kereta-kereta tua demi meningkatkan keselamatan dan pelayanan publik.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut bahwa kerja sama dengan CRRC bukan hanya soal pembelian, tetapi juga transfer teknologi dan peluang kerja sama jangka panjang. Dengan demikian, produksi kereta di masa depan bisa melibatkan manufaktur lokal seperti PT INKA.
Kritik dan Harapan Warga
Meski banyak pujian, sejumlah pengguna juga menyampaikan kritik terkait integrasi jadwal dan ketersediaan informasi real-time. Beberapa mengeluhkan belum tersedianya peta rute digital di seluruh rangkaian baru.
Namun demikian, secara umum, kehadiran KRL buatan China resmi beroperasi di lintas Bogor dianggap sebagai lompatan positif bagi transportasi Indonesia. Komunitas pengguna KRL berharap ke depan seluruh jalur padat bisa segera mendapat armada serupa.
Baca Juga: Sertifikat Elektronik Wajib: Aset Tanah Bisa Diambil Negara
Penutup: Era Baru KRL Telah Dimulai
Pengoperasian KRL buatan China resmi beroperasi tidak hanya menjadi simbol modernisasi transportasi, tetapi juga membuka peluang peningkatan layanan dan efisiensi. Lintas Bogor yang selama ini menjadi rute utama pengguna komuter kini bisa menikmati fasilitas yang lebih baik.
Dengan upaya berkelanjutan dari pemerintah dan operator, diharapkan sistem transportasi massal di Indonesia akan semakin maju dan mampu bersaing di tingkat regional.
