
Kalau lo demen pemain yang main rapih, halus, dan elegan, silakan skip. Tapi kalau lo suka pemain tipe “all in, all fight, no compromise”, maka Gary Medel adalah definisi yang lo cari.
Dia bukan pemain dengan highlight skill gila. Gak punya statistik gol yang bikin scout naksir. Tapi Medel punya satu hal yang lebih langka: mental tembok baja. Lo gak bakal nemuin pemain dengan postur 171 cm yang bisa main sebagai bek tengah dan masih bikin striker Eropa ketar-ketir.
Dari Chile sampai ke Serie A, Premier League, Copa América, bahkan Piala Dunia — Medel adalah simbol kepribadian kasar tapi loyal. Dan kisahnya adalah bukti bahwa kadang, ukuran gak penting kalau hati lo segede lapangan.
Awal Karier: Lahir dari Jalanan Keras Santiago
Gary Alexis Medel Soto lahir 3 Agustus 1987 di Santiago, Chile. Dia besar di lingkungan keras, di mana sepak bola bukan cuma hobi — tapi pelarian dari hidup yang gak pasti.
Dia gabung akademi Universidad Católica, dan dari awal udah kelihatan beda. Bukan karena skill, tapi karena intensitasnya. Bahkan pelatih mudanya bilang:
“Dia bisa anggap latihan kayak final Copa América.”
Gak heran, waktu debut di tim utama tahun 2006, dia langsung jadi andalan. Main sebagai gelandang bertahan atau kadang bek, Medel adalah definisi “nggak ada kata santai.” Dia langsung jadi idola fans karena:
- Tekel brutal
- Antisipasi tinggi
- Energi yang kayak gak habis-habis
- Loyalitas level dewa
Lompatan ke Eropa: Boca Juniors Jadi Gerbang Utama
Sebelum langsung ke Eropa, Medel sempat bikin nama di Boca Juniors (2009–2011). Di Argentina, dia bukan cuma berkembang, tapi jadi ikon.
Waktu itu, dia cetak 2 gol di Superclásico lawan River Plate — otomatis jadi legenda Boca.
Fans suka karena dia:
- Gak takut lawan siapa pun
- Gas terus tanpa nanya
- Jadi pemimpin walau baru datang
Performa di Argentina bikin klub Eropa mulai lirik.
Sevilla: Mulai Unjuk Gigi di La Liga
Tahun 2011, Medel gabung ke Sevilla, dan langsung masuk starting XI. Dia bukan tipikal pemain La Liga yang main elegan, tapi Sevilla butuh tipe “anjing penjaga” di tengah lapangan — dan Medel cocok banget.
Main di Spanyol, dia:
- Jadi gelandang bertahan utama
- Kadang main sebagai bek saat darurat
- Duel lawan pemain kelas dunia tiap pekan
- Ngalahin lawan bukan pakai teknik doang, tapi pakai otot dan mental
Tapi juga mulai dikenal karena temperamen meledak. Kartu merah? Udah kayak makan siang. Tapi semua itu bagian dari paket bernama “Medel.”
Cardiff City: Tes Premier League yang Gak Gampang
Tahun 2013, Cardiff City yang baru promosi langsung datengin Medel sebagai marquee player. Di sini dia main di posisi gelandang bertahan.
Meski timnya akhirnya degradasi, Medel justru:
- Dapat pujian karena performa konsisten
- Bikin fans kagum karena gak pernah lepas tempo
- Gak pernah main setengah hati, bahkan waktu lawan big six
Tapi karena Cardiff turun ke Championship, dia langsung cabut. Medel terlalu bagus buat level divisi dua.
Inter Milan: Dikenal Sebagai Otak Keras Lini Tengah
Tahun 2014, dia gabung Inter Milan, dan langsung jadi starter reguler. Pelatih saat itu suka karena:
- Medel bisa jadi gelandang bertahan atau center back
- Disiplin taktik
- Gak takut ambil risiko
Meskipun Inter lagi masa rebuilding, Medel tetap jadi salah satu pemain yang paling konsisten. Dia sering cover pertahanan, bantu build-up, dan yang pasti: bikin pemain lawan kapok duel.
Selama 3 musim di Inter:
- Lebih dari 100 penampilan
- Dapat julukan “El Pitbull” dari fans
- Gak pernah mengeluh, walau sering ditempatkan di posisi bukan favoritnya
Besiktas, Bologna, dan Turki Lagi: Tetap Gas di Usia 30-an
Setelah Inter, dia pindah ke Besiktas, lalu ke Bologna di Serie A, dan kembali ke Turki lagi bareng Fatih Karagümrük.
Gaya mainnya gak berubah. Meski usia makin nambah, Medel tetap:
- Main agresif
- Marah tiap bola lepas
- Mimpin tim dengan gaya “teriak dulu, peluk belakangan”
Bahkan di usia 35+, dia masih starter dan tetap bisa nyetop serangan pemain yang jauh lebih muda. Gila.
Timnas Chile: Legenda Dua Kali Copa América
Kalau lo pikir Medel cuma penting di klub, lo salah besar. Dia adalah pilar generasi emas Chile bareng Alexis Sánchez, Arturo Vidal, Claudio Bravo, dan lainnya.
Debut: 2007
Total caps: 150+ (masuk top 3 sepanjang masa Chile)
Pencapaian:
- Juara Copa América 2015 & 2016
- Finalis Piala Konfederasi 2017
- Main di 2 Piala Dunia
Dia kadang jadi bek tengah, kadang gelandang. Tapi di manapun, dia jadi pemimpin. Bahkan lawan segede Jerman atau Argentina pun, dia gak mundur.
Highlight? Final Copa América 2015: Chile vs Argentina. Medel bikin Messi & Higuain frustrasi total. Chile menang, dan Medel angkat trofi sebagai simbol perlawanan dari pemain kecil yang main gede.
Gaya Main: Serba Kasar, Tapi Serius Berguna
Medel itu:
- Gelandang bertahan klasik
- Bisa turun jadi bek tengah
- Gak takut duel
- Bisa oper pendek, bahkan long ball
- Berani press tinggi
- Komunikatif dan keras kepala (positif)
Dia tipe pemain yang lo sebelin kalo lawan, tapi lo kangen kalo dia absen di tim lo. Dia gak elegan, tapi efektif. Gak fancy, tapi lo tahu dia bakal mati-matian buat badge di dadanya.
Kontroversi dan Sisi Lain
Medel dikenal emosional. Pernah:
- Berantem di lapangan
- Dapat kartu merah karena dorong Neymar
- Terlibat adu mulut sama Messi di Copa 2019
Tapi itu juga nunjukin satu hal:
Dia gak takut siapa pun.
Di luar lapangan? Ternyata Medel itu family man banget. Dekat sama anak-anak, aktif bantu komunitas, dan selalu bangga bawa bendera Chile di mana pun dia main.
Kesimpulan: Pitbull yang Gak Pernah Jinak
Gary Medel bukan legenda yang masuk buku rekor gol atau assist. Tapi dia legenda buat siapa pun yang ngerti bahwa mentalitas bisa ngalahin postur.
Dia bukan pemain yang diidolakan karena gaya mainnya cantik. Tapi lo bakal inget dia karena:
- Dia selalu siap tabrak demi bola
- Dia selalu bela rekan setim
- Dia gak pernah setengah hati
Medel adalah wajah dari Chile keras kepala, Inter yang haus perang, dan tim mana pun yang bu
